Postingan

IBUKU, INONG DI ATAS GARIS, SOSOK KARTINI MASA KINI

Gambar
IBUKU, INONG DI ATAS GARIS, SOSOK KARTINI MASA KINI T. Nababan (Ayah), D. Sidabutar (Ibu), istri dan SH. Siregar, SH Manalu (Mertuaku) Pelantikan WKPN Subang, 8/11/2019 M asyarakat Batak, sangat menjungjung tinggi filosofi anak adalah harta yang paling berharga. Menyadari itu, Komponis Nahum Situmorang menuturkannya dalam liryk lagu “ Anakkon hi do hamoraon di ahu ” (anak adalah kekayaan bagiku). Lagu itu, mengisahkan kerja keras, banting tulang dari pagi hingga sore berjuang untuk penghidupan dan biaya sekolah anaknya. Hampir semua orang Batak tahu lagu berirama lincah dan girang itu. Tidak berlebihan,  lagu itu menjadi lagu wajib dalam pesta pernikahan maupun ulang tahun orang tua.  Benar adanya, kaum pria sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan keluarganya. Namun kebiasaan di kampung saya, justru peran ibu rumah tangga lebih dominan dari suaminya. Betapa tidak? Pagi hari saat suami minum kopi di lapo (kedai), istrinya sudah lebih dulu ...

PASKAH DI TENGAH PANDEMI GLOBAL COVID-19

Paskah di Tengah Pendemi Global Covid-19 Paskah bagi umat Kristiani berbicara tentang kelepasan dan kepastian. Lepas dari belenggu dosa, karena Kristus sendiri telah membayar dosa umat manusia dengan rela tergantung bahkan mati di atas kayu salib. Salib berbicara tentang hukuman. Hukuman yang seharusnya ditimpakan kepada kita Dia ambil alih. Penjahat berat dan orang yang melakukan makar terhadap kekuasaan Kaisar Romawi, Tiberius, pada waktu itu akan divonis mati, dengan cara digantung di kayu salib. Salib itu ditempatkan di bukit, Bukit Golgata, sehingga khalayak ramai dapat menyaksikannya. Berbeda dengan pelaksanaan eksekusi hukuman mati di berbagai belahan dunia modern ini cenderung tertutup untuk umum. Mengapa harus disaksikan khalayak ramai? Hal itu sebagai peringatan keras kepada publik, untuk tidak melakukan hal yang sama. Paling menyakitkan, karena orang yang digantung di kayu salib, juga tidak langsung dibunuh. Matinya pelan-pelan, bisa satu sampai dua hari menggelepar-gel...

Terbanglah Rajawaliku (Refleksi HUT 49)

Gambar
# TERBANGLAH_RAJAWALIKU (Refleksi Hari Ulang Tahunku ~ 49) Ibu saya D. Br. Sidabutar (73) pernah bercerita kisah tragis yang pernah aku alami. Kebiasaan di kampung, bayi lelaki sulung yang telah berumur tiga bulan, untuk pertama kalinya akan dibawa “ maronan ” ke pasar membeli pisang. Pisang itu akan diberikan kepada Ompung -nya (Kakek si bayi), sebagai tanda ucapan syukur. Cucunya sudah bisa memandang dunia luar. Dengan alasan tradisi itu, sekitar awal bulan Juli 1971 ibu menggendong saya dengan ulos “Parompa” (Kain gendongan) ke Pasar Siborongborong. Ibu saya, yang sempat mengecap pendidikan hingga kelas 3 SR (Sekolah Rakyat) itu jongkok hendak membeli sesuatu. Sebagaimana perempuan lain, biasanya mencari harga yang lebih murah, ibu pun berdiri bergegas ke lapak pedagang  di sebelahnya. “Paling tidak ada perbandingan harga” pikir ibu muda yang berusia 23 tahun kala itu. Nahas, tanpa sengaja jumbai kain " Parompa " yang dililitkan ke badan saya, menyerempet...

SAYA BUKAN PEMBANGKANG IMAN

Gambar
BUKAN TAKUT, BUKAN TIDAK BER-IMAN Sejak kasus merebaknya Corona Virus Disease 2019 (disingkat COVID-19), saya berusaha untuk menahan diri, tidak mem-posting berita, mem- forward tautan sosial media maupun mengomentari berita penyebaran korban virus korona ini di laman sosial media yang saya miliki. Saya pikir, “Kasus ini bukan bidang keahlian saya, jangan-jangan link berita yang saya posting maupun share justru dapat menimbulkan kepanikan dan ketakutan kepada pembacanya.” Padahal ketika orang panik dan takut, justru saat itulah tingkat imunitas tubuhnya menurun, memudahkan virus apapun bisa menyerang tubuh seseorang. Karena itu, bijaklah ber-sosial media, saring sebelum sharing ! Jangan latah! Bukan tidak peduli, sebaliknya sangat peduli. Dalam berbagai kesempatan dan interaksi dengan sesama teman di kantor, teman pelayanan, istimewa keluarga, saya selalu menganjurkan pola hidup sehat dengan mengikuti langkah-langkah yang dianjurkan oleh Pemerintah.  Betapa penting upa...

Natal Menghadirkan Keceriaan

Gambar
𝗡𝗮𝘁𝗮𝗹 Menghadirkan Keceriaan Aku, mungkin anda juga yang berasal dari 𝙃𝙪𝙩𝙖 (kampung) masih ingat perayaan natal ketika masih Sekolah Dasar (SD) atau Sekolah Minggu. Sebulan sebelum hari-H, guru agama atau sintua membagikan ayat Alkitab untuk dihafal. Satu sampai tiga ayat setiap orang, mulai dari kelas 1 hingga kelas 6. Sebelum hari perayaan, diadakan latihan, untuk memastikan setiap orang percaya diri dalam penampilan. Selain itu,  agar fasih dalam melafazkan kata demi kata secara benar dan lengkap.  Tak kalah pentingnya posisi berdiri sesuai dengan sistematika ayat yang diucapkan. Alur liturgi itu disusun sistematis, berawal dari panompaon  (penciptaan alam semesta), ha𝘥𝘢𝘥𝘢𝘣𝘶 𝘵𝘶 𝘥𝘰𝘴𝘢 (kejatuhan manusia dalam dosa), b𝘢𝘨𝘢-𝘣𝘢𝘨𝘢 (janji kedatangan Penebus) h𝘢𝘴𝘰𝘴𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 (kelahiran Kristus) diakhiri dengan p𝘰𝘥𝘢  atau pesan kehidupan. Saat latihan terakhir, dipastikan saat kapan seseorang  masuk liturgi, urutan ke berapa...

TAHUN BARU, MILIKILAH HATI YANG BARU

Gambar
TAHUN BARU, MILIKILAH HATI YANG BARU "Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu."  Amsal 27:19 Hati kita mencerminkan siapa kita sesungguhnya, artinya apa yang ada dalam hati seseorang pasti akan terefleksi dalam ucapan dan tindakannya.  Kalau hati tidak beres maka segala ucapan dan tindakannya pun pasti tidak beres.  Itulah sebabnya penulis Amsal menasihati kita agar senantiasa menjaga hati dengan penuh kewaspadaan agar tetap dalam kondisi baik dan beres.  "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."  (Amsal 4:23). Ada banyak persoalan yang dapat terjadi dalam hati manusia, salah satunya  hati sebagai sumber kejahatan.  "Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat."  (Matius 15:19). Selama 17 tahun menjadi Hakim, saya banyak menemukan terjadinya berbagai tindak pidana kejahatan seperti pe...

Terbanglah Rajawaliku

Rajawali adalah mahluk ciptaan Tuhan yang sangat indah. Alkitab menuliskan mengenai rajawali sebanyak 38 kali. Seekor rajawali dewasa memiliki tinggi badan sekitar 90 cm, dan bentangan sayap sepanjang 2 meter. Ia membangun sarangnya di puncak-puncak gunung. Sarang itu sangat besar sehingga manusia pun dapat tidur didalamnya. Sarang itu beratnya bisa mencapai 700 kg dan sangat nyaman. Berdasarkan firman Tuhan, kita akan melihat mengenai beberapa hal yang dapat kita pelajari dari burung rajawali ini. #1 Bayi Rajawali terlebih dahulu belajar terbang Di atas puncak gunung yang tinggi, telur rajawali menetas dan muncullah bayi rajawali. Seperti layaknya bayi yang lain, hanya ada dua hal yang sangat disukai oleh bayi rajawali ini untuk dilakukan, yaitu makanan dan tidur. Bayi rajawali akan menghabiskan masa-masa pertamanya di dunia di dalam sarangnya yang nyaman.Setiap hari, induk rajawali mencarikan makanan untuk bayinya dan menyuapi mulut bayi yang sudah terbuka untuk menerima...

GURUKU YANG MENGINSPIRASI

Gambar
GURUKU YANG MENGINSPIRASI (Hari Guru Ke-74) Mengenang memori masa lalu adalah hal yang menyenangkan. Walau pengalaman itu konyol, susah dan sedih, namun berbagai peristiwa  memacu diri untuk lebih maju. Ya, perjalanan sudah panjang dan akan terus bergerak. Karenanya,  finising   well  'menyelesaikan dengan baik', adalah 'kata' penting menjadi pegangan setiap orang.  Saya bersyukur bisa mengenyam pendidikan di SD Negeri 1733000 Lumban Tongatonga tahun 1978-1984. Kala itu, Bapak St. J. Sihombing (Alm) menjabat kepala sekolah, dengan wali kelas 6 Bapak St. T. Hutasoit. Mereka disiplin dan tulus dalam mengajar. Tamat SD, saya diterima di SMP Negeri 3 Siborongborong (sekarang SMP Negeri 2 Siborongborong). Sekolah itu, sembilan kilometer dari rumah saya.  Sebelum masuk SMP, ayah membelikan saya sebuah sepeda bekas ( second hand).  Warna biru, sport model , dibeli dari daerah Bandar Betsi, Kabupaten Simalungun.   Asyik, bisa naik sepeda ke se...

AYAHKU SUMBER INSPIRASIKU

Gambar
# Ayahku_Sumber_Inspirasiku A yahku, Pdt. T. Nababan (73) lahir di lereng bukit Dolok Imun, sembilan kilo meter arah selatan Kota Siborongborong. Menikah dengan gadis cantik pujaan hatinya Boru Sidabutar (73) dari Sisordak, Parmonangan. Buah perkawinan mereka dikaruniai 7 (tujuh) orang anak. Lulus SR (Sekolah Rakyat), ayah bekerja sebagai petani kecil dan marrengge-rengge  (jualan kaki lima). Perjalanan hidupnya penuh warna, sulit dimengerti.  Mengapa tidak? Ayahku ini pekerja keras tiada tandingnya di kampung itu, namun di sisi lain punya kebiasaan buruk. Setiap bulan Desember ayah suka minum minuman keras dan main judi.  Ibu menggelarinya sebagai " parjuji langis, alai parjuji talu " (pecinta judi, tetapi lebih sering kalah). Saat kalah main judi, melarikan diri ke Sibolga atau ke Kisaran, dengan meninggalkan beban hutang. Kerja, menarik becak dayung. Bagaikan "gadis cantik" ingin dirayu dan diambil hantinya, ayah tidak pulang jika ibu tidak menjemputnya.  ...

PERKATAAN HIKMAT

Gambar
Konon ada sebuah kisah seorang raja yang sangat berkuasa. Suatu ketika, sang raja bermimpi semua giginya tanggal. Penasaran akan arti mimpi itu, pagi harinya dia memanggil penasihat kerajaan untuk mengartikan mimpi itu. Penasihat pertama dipanggil. "Wahai penasihat, tadi malam aku bermimpi, semua gigi ku tanggal, tahukah engkau kira-kira arti pesan mimpiku itu?" tanya baginda Raja. Penasihat menjawab, "Oh, hamba mengetahui artinya. Maksud mimpi tuanku raja adalah sebentar lagi seluruh sanak keluarga baginda akan terserang penyakit dan meninggal dunia". Mendengar hal itu, mata baginda  sontak melotot.  Wajahnya memerah, ia benar-benar marah mendengar jawaban penasihat itu. Raja memanggil para algojo kerajaan, lalu memenggal kepala sang penasihat. Benar-benar tragis. Kemudian baginda raja memanggil penasihat yang kedua, dan bertanya tentang hal yang sama. Sambil tersenyum, penasihat kedua menjelaskan, "Selamat buat tuanku baginda raja, mimpi tersebut...